Tauge

Saya punya teman baru. Tidak terlalu baru sih, kami sudah saling tahu sejak agak lama. Secara teknis kami satu himpunan. Namun, saya baru berinteraksi dengan beliau, lumayan intensif, dalam dua pekan kemarin di Cihurip, Garut.

Kami sama-sama ikut KKN Tematik dari ITB! Yuhu, kuliah hepi-hepi, meskipun diwarnai dengan rapat dan pekerjaan di setiap harinya, tapi capsa, kartu nyamuk, langit berbintang, sawah membentang, dan gemericik sungai juga ikut berkontribusi dalam kehepian kami.

Tapi bukan itu yang kali ini saya mau ceritakan. Saya mau cerita tentang teman baru saya itu.

Jenis kelaminnya perempuan. Memakai kacamata yang biasa-biasa saja, alias tidak gaul. Wajahnya datar, lembut, dan serius. Suaranya pelan, digunakan hanya untuk saat-saat penting saja. Setahu saya, dia salah satu tim senator di himpunan.

Disangka anaknya serius macam apa gitu.


Tak dinyana, percakapan aneh mengalir juga dari sela bibir beliau.


Ckck, geleng kepala saya.


Akrab dipanggil Dinar, bahkan dia pernah menirukan ekspresi senyum-tiga-jari seorang cheerleader. Tak terhindarkan, ledaklah tawa satu kelompok. Dinar Ramadhani ini rupanya... sebelas-duabelas sama Aming kah?

Ini dia quote yang, dengan bangga, saya kutip dari Sang Mata Uang Iraq ini, nyaeta:

Saya: (asik merajut) eh Nar, tapi kalau ngerajut gini suka bikin galau sendiri tau. Abisnya kalo lagi ngerajut, pikiran bisa kemana-mana terus jadi galau.
Dinar: Iya, iya, kalo ngerjain sesuatu yang rutin dan monoton, otak bisa mikir macem-macem. misalnya kayak lagi nyabutin toge.

nyabutin toge

nyabutin toge


nyabutin toge




whaaaat???

hahaha, gapapa sih tauge juga gapapa, tapi baru pertama kali aja denger perumpamaan cem kitu hahaha.

1 comments:

dinar said...

*ngakak guling-guling* sumfahlah ini eksklusip pisan...