Kisah Si Pek


Hai. Nama saya Pek. Ibu saya orang Thailand, Ayah saya orang Indonesia, tapi mereka sudah bukan suami istri - paham maksud saya?

Bulan lalu Ibu saya menikah dan saya memutuskan untuk pindah ke Indonesia, bersama Ayah saya. Jangan pikir selama ini saya jarang bertemu Ayah. Dia itu orang penting katanya, makanya banyak duit dan bisa bolak-balik Jakarta-Pattaya atau sekedar mengirimkan saya tiket Garuda ke Jakarta.

Saya sekarang kuliah di suatu universitas terkenal di Indonesia. Meskipun ayah saya orang Sunda dan saya bisa berbahasa Indonesia, tapi logat saya masih aneh. Tidak, saya tidak menganggap diri saya beserta logat saya itu aneh. Tetapi, anak-anak Indonesia itu, memang tidak di depan saya tapi saya tahu, berkata demikian.

Saya tidak peduli, sampai suatu saat saya menyadari mereka menganggap nama saya aneh. Padahal, justru nama mereka yang aneh. Bunga. Apa itu? Mawar, Bimo, Nadila, Putri.

Aneh semua.

Tahu tidak, nama saya itu bagus.

Tanpa saya, ekspektasi hanyalah sebuah ekstasi.

0 comments: