jadi, siapa yang hebat hayo?

Menulis, sepertinya adalah sebuah hal sederhana.

Dapat membaca sebuah buku, itu pun tampaknya sederhana. Terdapat serangkaian kalimat tercetak di bundelan kertas, kita menangkap bentuk hurufnya, membacanya dan memahaminya sebagai sebuah makna.

Semua hal yang kita pahami, mengerti, dan kita kuasai dengan baik sampai saat ini, banyak kaitannya dengan apa yang telah kita baca. Bukan hanya baca, tapi juga dengar, rasakan. Semua yang disampaikan oleh indera-indera kita ini.

Jadi, sebenarnya, saya sekarang mampu memahami materi integral, rumus-rumus fisika, dan apapun itu, semua tidak lepas dari kumpulan informasi yang sudah saya timbun dari kecil.

Intinya, maksud saya, memahami ilmu-ilmu tersebut, sepertinya adalah suatu pencapaian yang membanggakan bagi seseorang. Padahal, sebenarnya, ilmu-ilmu itu sebenarnya datangnya dari dunia luar yang ditangkap oleh indera lalu diolah oleh otak kita, misalnya ya membaca tadi.

Saya coba kutip dari buku Psikologi Komunikasi karangan Drs. Jalaludin Rakhmat, M.Sc.
"...Ketika Anda membaca buku ini, retina mata Anda, yang terdiri dari 12 juta sel saraf lebih, bereaksi pada cahaya dan menyampaikan pesan dari cabang-cabang saraf yang menyambungkan mata dengan saraf optik. Saraf optik menyambungkan impuls-impuls saraf itu ke orak. Sepuluh sampai 14 juta sel saraf pada otak Anda, disebut neuron, dirangsang oleh impuls-impuls yang datang. Terjadilah proses persepsi yang menakjubkan. Bagian luar neuron, dendrit, adalah penerima informasi. Soma mengolah informasi dan menggabungkannya. Axon adalah kabel miniatur yang menyampaikan informasi dari alat indera ke otak, otak ke otot, atau dari neuron yang satu kepada yang lain. Di ujung axon terdapatlah serangkaian knop (terminal knobs) yang melanjutkan informasi itu..."

Yang mau coba saya sampaikan, kehebatan kita akan pahamnya akan sesuatu ilmu itu, sebenarnya bersumber dari sesuatu yang kita anggap mudah, sederhana, dan wajar, yaitu  proses persepsi dari indera kita terhadap dunia luar, seperti membaca, mendengarkan, mengalami, dan sebagainya. Padahal, sebenarnya, proses itu merupakan proses yang jauuuuuuuuuuuh dari sederhana. Seperti dapat dibaca di atas, kita bisa ngerti proses saraf itu pun belum tentu. Melibatkan jutaan sel saraf yang bahkan kita lihat saja belum. Selama mencoba membaca atau mendengar itu, terjadi proses yang kita sadari pun tidak.

Ada sesuatu yang hebat merangkum di sini.

Jadi sebenarnya, kita lebih pantas untuk bersyukur daripada berbangga atas semua ilmu yang sudah kita serap dan pengalaman yang kita pelajari.

Ah, kali ini, saya agak sukar menuangkan isi pikiran saya, tapi ngerti-ngerti aja kan? ~_~


Dan Dialah yang menciptakan kamu dari seorang diri, maka (bagimu) ada tempat tetap dan tempat simpanan. Sesungguhnya telah Kami jelaskan tanda-tanda kebesaran Kami kepada orang-orang yang mengetahui.
(Surat Al An'aam:98)
 

0 comments: