Kalau Mirip Pasti Saudara

Ada sebuah kejadian hari ini yang membawa saya kembali pada secuil pusaran ingatan saya. Kala itu, saya masih kelas 1 SMA dan dipercaya (baca: ditumbalkan) oleh teman-teman sekelas saya yang cantik-cantik itu untuk menjadi 'pejabat' kelas. Entah ketua kelas, sekretaris, atau bendahara (saya lupa yang mana), yang jelas saya sering sekali disuruh-suruh guru untuk memfotokopi bahan pelajaran hari itu. Dan itu adalah pekerjaan yang sangaaaat menyenangkan; keluar kelas, horeeee!

Akhirnya, saking seringnya fotokopa-fotokopi, muka ibu-ibu fotokopian jadi menempel sekali dalam otak saya. Rasanya seperti punya tato wajahnya di balik tengkorak ini. Dan karenanya, saya jadi sadar betul bahwa wajah ibu ini bak pinang dibelah dua dengan wajah guru fisika saya, Ibu Maria.

Kayaknya mereka saudara.

Asumsi-asumsi itu terus menggelitik otak saya. Sampai-sampai, si otak pun mengirimkan sinyal-sinyal gatal pada lidah saya. Setelah saya beberapa lama saya tahan di ujung mulut, akhirnya terlontar juga pertanyaan akan misteri paling besar abad itu.

Waktu itu, saya lagi fotokopi soal Geometri.

"Bu, mau fotokopi bolak-balik 32 kali ya, Bu."
"Ya."
"Bu."
"Ya?"
"Ibu saudaranya Bu Maria ya?"
"Hah?" Si Ibu murni bingung. Wajahnya sesekali bergemerlap cahaya mesin fotokopi,"bukan..."
"Masa sih, Bu?" Lah kenapa saya maksa? Wong yang punya keluarga bukan saya hahaha.
"Hahaha bukan."
"Mirip banget, Bu, abisnya. Beneran bukan saudara?"
"Nggak ah, gak mirip. Bukan saudara juga."
"Beneran Bu? Ibu sepupuan deh kayaknya."
"Nggaak, Bu Maria bukan sepupu saya."
"Sepupuan deh kayaknya, Bu."

Si Ibu cuma ketawa-ketawa saja, sampai 32 lembar fotokopian sudah matang. Segera, saya disuruh bayar dan harus langsung kembali ke kelas.

Beneran mirip, loh.

0 comments: