benda itu dioper ke sana sini. beberapa orang tertawa melihatnya. ada yang menganggap itu lelucon, ada pula yang prihatin. beberapa alis merengut heran menatapnya. ada yang takjub, tak menyangka ada pula hal seperti itu.

tok, tok, tok.

demikian bunyinya ketika satu geng cewek SMA mengetuk-ngetukkannya ke lantai. dingin rasanya ketika dipegang.

. . .
. . .
. . .

seorang perempuan berjalan dengan langkah cepat di koridor itu. sepatunya berbunyi teredam ketika sol karetnya menampar lantai.

dia mendatangi sekumpulan orang-orang itu, matanya menyorot marah.

langsung dia menyeruak, mencari benda itu, dan menemukannya sedang diteliti oleh sepasang suami istri yang keheranan.

dengan kasar, dia rebut benda itu.

sialan, ini kan barang pribadi gue

lalu dengan langkah yang tidak kalah marah, dia pergi lagi dari situ. orang-orang di sana menatapnya, berbisik-bisik, dan bahkan ada yang menunjuk-nunjuk dia.

. . .
. . .
. . .

dia menyimpan kembali benda beku itu dengan hati-hati. di dalam dadanya.

ada suara di belakangnya, dia menoleh.

seorang laki-laki berdiri di sana. semburat kuning matahari menyinarinya dengan syahdu. laki-laki itu menatapnya ramah. dan tersenyum.

hangat.

2 comments:

Gavrila Ramona Menayang said...

Gua baca paragraf pertama sekilas kebayangnya foto KTP lu nga a a

Anka said...

SABI JUGA SIH HAHAHAHAHA NGAKAK (menertawakan muka sendiri)
prihatin ga lo sama gua