mood menulis, tulisan, dan harry potter

menemukan mood menulis itu susah ya. ada sebuah ide yang menyala-nyala, sudah berkembang dan tidak cukup lagi di otak ini. inginnya sih dituangkan, tapi, ah, saya tidak mood menulis.

hmm.

tapi toh saya lagi menulis.

?!

haaaa, sudahlah. paham kan maksudnya, saya sekarang menulis bukan menulis yang itu. eh, sama saja sih sebenarnya, tapi ada bedanya. eh, aduh, maksud saya... ahhhh, saya sulit dimengerti -______-

yasudahlah. tapi, sedari kecil, saya ingiiiiiiiiiiiiiiin sekali, seingin itu sampai i-nya harus sebanyak itu, punya buku yang dijual di pasaran secara umum.

nanti di halaman paling belakang buku itu, ada foto saya - saya membayangkannya pasfoto, tapi itu pasti jelek sekali karena muka saya kalau difoto formal begitu jadinya buruk rupa macam sapi, eh tidak juga sih, masa saya menyamakan diri sama sapi, tapi yang jelas jelek kurang bagus, jadi saya sih inginnya foto gaya gitu, tapi tetap bermuka cerdas ala penulis oke - dan ada serangkaian kata-kata seperti ini;

Penulis kelahiran Jakarta, 18 Agustus 1991 ini sedang menuntut ilmu di Jurusan Teknik Planologi ITB. Prianka menghabiskan masa SMA-nya di sekolah terkenal di Jakarta, yaitu Santa Ursula. blablabla


lalu, setiap kali saya ke Gramedia, Toko Gunung Agung, Togamas, dan Rumah Buku sekalipun, selalu ada tumpukan buku-buku saya yang covernya bagus itu di sebuah tempat yang disediakan. dan bagian menyenangkannya adalah, di atas tumpukan buku itu ada sebuah tulisan ditaruh di sana: "Best Seller"

eh...

tidak juga sih HAHAHAHA, bagian best seller itu belum pernah muncul di otak saya sebelumnya. barusaaaaaan saja saya membayangkannya. menarik juga sih, tapi yaaa... sudahlah.

dari kecil saya suka membuat cerita-cerita itu. ada satu cerita yang berjudul 'Rela Berkorban' dan selalu membuat ibu saya cekikikan tiap kali teringat. hmmm, perlu diakui bahwa tulisan saya jaman SD sangat terpengaruh oleh cerita-cerita di... ehm, buku cetak PPKN.


HAHAHAHAHA.

oke saya paham itu naon-pisan-deh.

dan waktu SD saya biasa menulis di kertas-kertas sisa kantor ibu saya dan tercecer di mana-mana dan mungkin sekarang sudah jadi bungkus kacang di suatu tempat di sudut-sudut jakarta.

selebihnya, saya sering menulis di komputer. komputernya komputer jaman dulu yang bagian belakangnya masih berkonde dan saat itu windows 97 masih ubercool.

daaaan, sebenarnya komputer itu saya bawa ke Bandung looooh. kapan-kapan saya baca lagi deh.

ada sih satu cerita yang sukses saya selesaikan dan sudah mengalami tahap printing (kya! kamu hebat) lalu saya bawa ke sekolah dan kata teman-teman sih oke-oke saja. tapi setelah itu kalau saya baca saya suka malu sendiri. untungnya tulisan itu sekarang sudah hilang. eh belum sih, hanya terselip di kamar saya, tapi saya berpura-pura pada kehidupan ini; memangnya-saya-pernah-menulis-apa, jadi karena saya (ceritanya) lupa, jadi saya tidak perlu mencari kertas-kertas itu.

oh, dan saya waktu SD pernah menulis di sebuah buku berwarna biru muda. saya ingat sekali, saya berusaha mencari buku sekeren mungkin dan pilihan saya jatuh pada buku itu (padahal cuma buku tulis biasa. huh, dasar anak SD norak) dan ceritanya adalah tentang sekumpulan anak yang menemukan buku di perpustakaan yang bisa membawa mereka ke suatu dunia fantasi.

hahaha.

sepertinya, campuran harry potter dan narnia.

eh, waktu itu saya sudah baca narnia belum ya?

kayaknya belum. jadi itu mungkin hasil pemikiran saya yang dipengaruhi oleh dunia harry potter yang menyenangkan. iya, saya suka sekali harry potter yang buku ketiga. yang azkaban. menurut saya itu paling keren dan masih terang (maksud saya, suasananya belum suram dan gelap seperti di buku keempat dst). dan yang paling saya suka adalah... HOGSMEADE. dan saya membayangkan butterbeer :9 dan tentu saja makanan-makanan lain yang dengan liarnya muncul di fantasi saya.

diagon alley juga cukup menyenangkan. saya membayangkan pasar berisi barang-barang yang... fantastic. sapu terbang, burung hantu, kuali-kuali dengan berbagai ukuran, jubah, buku-buku tua (seperti yang ada di kosan saya mungkin hahaha)... dan cara masuk diagon alley juga tampak menyenangkan - ketukkan saja payungmu di beberapa bata di dinding, dan jika kombinasimu benar maka tadaaaaaaa, diagon alley!

kya!

hmm, yasudah deh. kapan-kapan kalau mood saya muncul, saya mau menulis tentang ide saya yang masih di otak ini.

okay. doei!

anyway, 'menulis' mengalami perluasan makna ya haha

1 comments:

Anonymous said...

hey pecinta Harry Potter! aku juga sangat suka yang buku "Prisoner of Azkaban" itu, tapi bedanya aku malah nangis bombayyy...itu kan pas seharusnya Harry bisa pindah dari kediaman Dudley bareng Sirius! Hiksss! sediiihhhh!

Btw, menulis mungkin mengalamai penyempitan makna juga dengan 'mengetik' :D salam kenal ya (eh, kita sudah kenalan belum ya?) :))

love your writing! penting-penting gak penting tapi menghibur :D

-elga- (dulu aku menamai diriku sendiri Elga Potter) :D