to-peng

siswi kelas 1 SMA St. Ursula dapet pelajaran Seni. Nama formalnya Seni Budaya kalo ga salah. well, apapun lah, intinya KTK. hehehehe.

gurunya bu arimbi, dan dulu gw ga suka sama bu arimbi karena waktu SMP dia pernah negur gue cuma gara-gara gue jalan sambil loncat-loncat di aula SMA.

plis bu, ga penting -_____-

tapi untungnya, makin ke kelas 3 SMA, doi makin baik deh jadi gue fine-fine wae.

lalu, ada satu pelajaran yang mengharuskan kami semua bikin topeng dari tanah liat. dan inilah hasil pekerjaan gue:


bagus?
anda picek.

jelek?
anda hebat. anda benar!

ini adalah topeng terjelek yang pernah gue lihat seumur hidup gue, dan sialnya topeng itu terbentuk dari tangan gue sendiri. ah. ga berbakat. -____-
nilainya jelek lah. 60 apa 70an gitu. kayaknya 60 deh. yang jelas temen-temen gue dapet 80-90 gitu.

tapi, ada yang menarik dari topeng ini, yaitu kisah perjalanan kelahiran sang topeng.

topeng ini terinspirasi dari sebuah topeng kertas yang ada di iklan di majalah Gadis. topeng yang di majalah bagus banget. lalu image topeng itu masuk ke dalam otak gue, dan di dalam sana gue olah dan gue modifikasi jadi super oke.

lalu, gue menuangkan semua gagasan otak gue ke kertas melalui goresan pensil.

dan...

hasilnya busuk -___________-
jelek parah sumpah. hahahahaha.

memang, dari semua tahap pekerjaan, yang paling susah adalah ketika menuangkan apa yang di otak ke dalam tulisan atau gambar.

yasudahlah, karena gue pengen cepet jadi topengnya, gue bikin aja langsung. gue memainkan tanah liat dengan bahagia, gue pijat, gue lunakkan, gue kikis, gue bentuk...

dan akhirnya terbentuklah sebuah wujud awal topeng yang tergolong lumayan-lah-untuk-ukuran-prianka.

lalu masalah #1 datang. topeng itu patah! masih lunak sih tanah liatnya, belom gue keringin. jadi keselamatan nyawa sang topeng masih dapat ditolong.

gue membasahi pinggiran patahan dengan air, lalu mencoba menyatukan kembali kedua bagian itu.

sukses.

eh nggak deng, agak sukses.

bisa nyambung, tapi kalo keserempet kecoa dikiit aja, pasti patah lagi.

huff. maka dari itu topeng ini gue jaga dengan seperenam nyawa gue.

setelah selesai dengan masalah tadi, gue melanjutkan menyelesaikan topeng itu. gue kikis lagi, gue potong-potong, agar terbentuk wujud yang gue harapkan. mendekati harapan lah seenggaknya. hueheuhehe

akhirnya, setelah sekian minggu, jadilah bentuk topeng yang (jauh dari) sempurna. tapi seenggaknya, udah layak untuk ditunjukkan ke guru gue. hahahaha. akhirnya, topeng itu gue keringkan.

tapi, berikutnya ada masalah #2. masalah ini umum terjadi pada tanah liat, yaitu: permukaan yang kasar.

kalo piring berminyak ingat sunlight, kalo kasar ingat ...?

amplas.

gue amplas tapi abis itu gue mati -______-
hasilnya ga oke kalo diamplas dan lama. gue pun mencari cara baru.

air.

gue basahi tangan gue dengan air, lalu gue gosok-gosok di permukaan topeng.

tenenenet tenenet

BERHASIL :D

tapi, itu belum semuanya. masih banyak bagian yang harus dihaluskan.
dasar anak jaman sekarang, gue cari yang instan.

"gimana kalo gue celupin aja ke air, jadi kan langsung halus semua..."


akhirnya, gue mengambil ember, gue isi dengan air, lalu...
gue mencelupkan topeng itu, saudara-saudara.

...

petir menggelegar.

topeng itu patah lagi di bagian yang sama.

partikel-partikel tanah liat berterbangan dari topeng (yang tadinya) solid itu.

makin banyak bagian topeng yang melunak dan menjadi bubur.

...

dengan segera gue mengangkat topeng itu dan semua sudah terlambat. topeng itu hancur, melunak. dia sudah tiada.

demikian juga seperenam nyawa gue...

...........

lima tahun kemudian

gue sedang mencari obeng di rumah. akhirnya gue pergi menuju lemari perobengan dan perkunciinggrisan. pas gue buka, tiba-tiba muncul dengan sangat menonjol dan stunning, sebuah topeng pink jelek dan berdebu.

hahahaha itu adalah topeng kedua yang pernah gue bikin.
topeng yang mengingatkan gue akan kisah beberapa tahun lalu dan bikin gue pengen ngeblog.

topeng pertama?
sudah hancur tergerus air.

ahahaha bego banget ya waktu itu. gue pikir tuh ya, kalo tanah liat udah dikeringin, ga semudah itu untuk hancur kembali.
setelah bencana tadi menimpa gue, gue langsung nelpon Erika dan intinya semua cerita gue dibalas dengan "Bego!" hahahahahaha

tapi yasudahlah ya. kisah-kisah dulu selalu menjadi kenangan yang menarik ;)

mungkin kisah gue sekarang bisa menjadi bahan blog yang menarik 4-5 tahun lagi. postingan yang gue tulis di tengah-tengah pelajaran S-2 gue mungkin? atau di sela-sela email-email untuk kantor-kantor konsultan yang ingin gue masuki? atau justru di antara proyek-proyek yang sedang gue jalani? atau di waktu luang saat gue mempersiapkan pernikahan gue?

hazeeek.

:))

1 comments:

erikampung said...

hahhaa, jap bahkan gw gak sadar pernah ngomong itu. hahhaa.
ingatan lo emang bagus..