seharusnya

seharusnya sekarang gue lagi nugas. atau, kalau emang males nugas, seharusnya gue beres-beres.
tapi, wah, betapa tidak menyangkanya sekali gue. setelah sekarang hampir selesai, gue baru menyadari betapa baiknya selama ini. rasanya..... gue tidak cukup berterimakasih dengan itu.

seharusnya, gue lebih berterimakasih.

"Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, tidaklah dapat kamu menghinggakannya. Sesungguhnya manusia itu, sangat lalim dan sangat mengingkari (nikmat Allah)"

Jadi, apa?

"Kamu ada apa-apa ya sama dia?"

"Hah, apa sih, mengada-ada  saja."

"Iya, kok, kata orang-orang, kamu sesuatu banget sama dia."

"Eh- jangan berpikir yang nggak-nggak, ya!"

"Dia kan nggak banget, kok kamu mau?"

"Ih apa sih, kamu kayak apa banget deh."


Coba sampaikan pada saya apa arti itu semua --- apa-apa? jadi, apa? Kayak apa banget? Jadi, seperti apa?

Seandainya Marah Roesli membaca tulisan ini, reaksinya bagaimana ya

Anjing

"Anjing lo!"
Aku menoleh. Laki-laki berbadan pendek berada di hadapanku. Bibirnya bergetar, nafasnya terengah-engah oleh teriakannya sendiri.

Laki-laki pendek itu sampai basah oleh keringat di mukanya. Kemarahan itu sepertinya benar-benar membakar ubun-ubunnya.

"Dasar anjing tolol, bisanya kabur doang! Pengecut lo, dasar anjing! Beraninya main di belakang! Anjing!"
Aku bersuara pelan -- dan, seperti yang kuduga, orang itu tidak peduli. Kenapa dia berkata seperti itu? Itu kasar sekali, aku sampai ingin menangis. Aku tidak pernah kabur dari apapun, aku juga tidak pengecut dan aku tidak hanya berani main di belakang.

"WOI! Jangan diem aja! Semua gara-gara lo! Gua gak mau tau, lo yang tanggung jawab, jing! Lo pikir, ini semua bisa dibayar pake duit hah?!"
Aku benar-benar sedih, aku tidak pernah berbuat kesalahan, apa yang harus aku pertanggungjawabkan?
"WOI NJING!"
Aku menyahut lemah,

"Guk."  

Australy?

Saya tiba-tiba teringat pada percakapan di suatu tahun 2009. Ceritanya, Yoan waktu itu mau kirim surat via pos ke Nadia, di negeri kangguru sana. Entahlah, kebodohan memang sedang melanda kami.

Yoan: eh australia tulisanna gimana ya (bersiap menulis di amplop kosong)

Prianka: austra...

Yoan: a u s t r a l y, ya?

Prianka: eh, pake 'y' apa pake 'ie' ya?

Yoan: aduh...

Mbak-mbak pos: (nada datar, muka bete) A U S T R A L I A.


Krik.


Published with Blogger-droid v2.0.4