Mager

Mager, atau malas gerak, mungkin adalah sebuah istilah baru-kemarin-lahir. Namun, sebenarnya, fenomena mager telah ditemukan bertahun-tahun lalu oleh para penemu.

Jika Anda memperhatikan dengan seksama, mager dengan sangat gamblang dijelaskan dalam salah satu konsep fisika. Coba perhatikan bab mengenai gaya. Ketika Anda mendorong suatu benda di atas permukaan yang tidak licin, Anda harus memberi gaya yang lebih besar dari gaya gesek yang ditimbulkan berat benda tersebut.

Ingatkah Anda, gaya gesek, selain dipengaruhi oleh berat benda, juga dipengaruhi oleh koefisien gesek dari permukaan lantai itu sendiri? Koefisien gesek terbagi menjadi dua jenis, yaitu koefisien gesek statis (koefisien gesek yang muncul ketika Anda memberi gaya benda yang semula diam) dan koefisien gesek kinetis (koefisien gesek yang timbul ketika Anda mendorong atau menarik benda yang sudah bergerak). Dan, menariknya adalah; koefisien gesek statis selalu lebih besar daripada koefisien gesek kinetik!

Apakah artinya itu?

Artinya, Anda harus memberi gaya yang lebih besar untuk membuat suatu benda diam bergerak dibandingkan mempertahankan benda tersebut agar terus bergerak.

Sama saja dengan fenomena mager!

Bayangkan Anda baru bangun tidur, dengan kondisi masih sangat mengantuk dan mager, Anda ingat Anda harus berangkat kuliah.

Anda harus bergerak.

Tapi malas.

Tentu saja ini adalah salah satu saat-saat berat yang harus dihadapi setiap insan yang baru membuka matanya dari tidur pulas.

Namun, di situlah poinnya! Anda memang harus memberi usaha yang lebih di awal gerakan Anda! Selanjutnya, pasti akan terasa lebih ringan.

Okelah, selamat menjalani kehidupan!

0 comments: