Alkisah Mahdi suatu hari ada urusan di Bandung. PP saja, jadi tidak terlalu berpengaruh terhadap kehidupan saya hehe, malam-malam juga sudah pulang lagi. Tapi, Bandung adalah kota wisata yang kulinernya menggoyang lidah. Jadi, saya selalu siap pesanan setiap doi ke Bandung.
Dulu pernah pesan kue seleb (aduh namanya lupa, punyanya si Omesh), gara-gara tidak sengaja pernah lihat review dari youtuber tentang kue tersebut. Awalnya tidak sengaja lihat, tapi dilanjutin nonton, jadi sengaja juga ya namanya? Hehe.
Di kali berikutnya, saya pesan H*rvest. Karena kalau beli cheese cake sulit dibawa naik bus umum, jadilah saya pengertian sedikit dan nitip cookies saja. Sebulan kemudian saya baru tahu itu harganya mahal banget, langsung berasa pemborosan huhuhu padahal keperluan baby masih banyak.
Menurut saya sih enak banget. Tapi, si Mahdi gak pernah nyentuh sedikit pun. Pernah saya paksa, makan cuma satu, lalu yaudah disudahi. Di lain kesempatan, saya paksa lagi untuk makan sambil saya memberikan pendapat bahwa kue tersebut enak banget. "Cobain deh yang cokelatnya tebal."
"Enakan g*odtime!"
Buset, kata saya dalam hati, kue mahal gini dibandingin sama kue warung, kalah pula. Hahahaha.
Di waktu berikutnya lagi, saya pesan brownies panggang yang terkenal di Bandung. Saya pesan yang original karena di atasnya ditaburi kacang almond yang baik untuk janin, wkwkwk (tetap berusaha memenuhi gizi bayi). Malamnya, datanglah brownies yang saya impi-impikan itu. Saya potong, saya makan, dan saya letakkan di atas meja.
Dari waktu ke waktu, saya menyadari brownies makin lama makin sedikit. Siapa lagi pelakunya kalau bukan Mahdi. Akhirnya, ketika saya sedang bareng doi, saya coba tawari browniesnya, pura-pura gak tahu dia suka makanin browniesnya.
"Mau, mau. Tolong potongin," jawabnya.
"Suka ya?"
"Iya, ini enak banget. Mendingan ini lah ke mana-mana daripada waktu itu beli H*rvest. Mahal lagi."
Percakapan disela oleh kesibukan mengunyah.
Lalu Mahdi menambahkan,"ini enak banget. Setara lah dengan g*odtime."
What???
Hahahaha. Di situlah saya tertawa keras, tetap yaaa perbandingannya sama si kue swalayan itu.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment