Buku adalah jendela dunia. Kalau saya hanya membaca, maka saya cuma seorang penonton dunia dari dalam rumah saya, menontonnya melalui jendela saya yang sempit.
***
Peribahasa umum buku adalah jendela dunia menginspirasi orang-orang untuk menjadi pembaca yang rajin. Buku adalah jendela dunia menyemangati sebagian untuk gemar membaca.
Saya juga senang membaca buku, meskipun akhir-akhir ini jarang sekali saya menyentuh buku selain buku tulis dan buku agenda. Tapi saya masih sering membaca artikel-artikel di laptop. Yah, tapi laptop kan jendela (windows) juga, hehe.
Dengan membaca, saya jadi tahu banyak hal-hal baru yang belum pernah saya ketahui sebelumnya. Saya juga bisa mengetahui penelitian-penelitian baru, yang kadang-kadang erat kaitannya dengan keseharian saya. Atau bahkan, jawaban 'kenapa' atas banyak hal, yang terkadang terlalu biasa untuk dipertanyakan mengapa. Misal, mengapa langit biru, mengapa pelangi hanya setengah lingkaran (karena setengahnya ada di matamu).
Tapi, jangan lupa. Buku hanyalah jendela dunia. Ingatlah, one only knows the road once he walks the road.
Tidak ada pemahaman yang utuh hanya dengan membaca, Yang terpenting adalah menjalankan atau mempraktikkan apa yang dibacanya, mencobanya sendiri. Misal saja saya membaca peta, tentu saya bisa tahu arah dan jalan dari Dago menuju Cileunyi. Tapi, jika saya tidak pernah menapakinya, saya tidak akan pernah mengerti dengan sempurna bagaimana caranya menuju ke sana.
Kalau saya hanya pembaca peta, saya mampu menjelaskan arah menuju Cileunyi. Tapi saya tidak akan pernah bisa menyebutkan bahwa kalau ke sana macet loh di daerah Margahayu, dan di sana ada jalanan bolong-bolong, udaranya panas saat di Soekarno-Hatta dan jadi dingin ketika di Cileunyi, dan ternyata di daerah sini banyak premannya mending hindari.
Buku adalah jendela dunia. Kalau saya hanya membaca, maka saya cuma seorang penonton dunia dari dalam rumah saya, menontonnya melalui jendela saya yang sempit.
0 comments:
Post a Comment